Tips

March 9, 2017

Lihat! Ruang-Ruangku Mengalir dengan Nyaman

Tags: , , ,

Salah satu kunci kesuksesan desain interior adalah penyatuan dan perletakan furniture yang dapat menciptakan sirkulasi ruang yang nyaman. Setiap ruang menuntut persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar kenyamanan sirkulasi dapat dirasakan.

Reva House by Revano Satria (sumber arsitag.com)

Ruang Makan

Cliff House at Bali karya Agung Budhi Raharsa (sumber : arsitag.com)

Untuk menciptakan sirkulasi ruang yang nyaman setidaknya harus disediakan jarak 91 cm antara kursi makan dan dinding di sekitarnya dan paling sedikit 122 cm jarak antara meja dan pintu masuk ke ruang makan. Ruang makan yang sempit dapat disiasati dengan desain meja makan extendable yang ‘menyempitkan’ ruang hanya jika diperlukan.

Ruang Makan Urban Pop House karya Vindo Architect (sumber arsitag.com)

Sediakan ruang 61 cm untuk setiap tempat duduk. Gerak saat makan, duduk dan bangun dari tempat duduk akan menjadi nyaman tanpa bersinggungan bahu.

Kamar Tidur

W residence karya Erre Luce (sumber arsitag.com)

Sediakan ruang sekitar 76-91 cm di kedua samping tempat tidur agar nyaman saat terbangun di kegelapan. Hindari perletakan furnitur antara tempat tidur dan pintu kamar ataupun pintu kamar mandi.

Trappehuiz House at Kemang karya ABOV (sumber arsitag.com)

Cara terbaik memperlancar sirkulasi pada ruang sempit dan berbentuk unik adalah dengan memanfaatkan sedikit furniture. Bagian alas tempat tidur dapat dijadikan rak penyimpanan yang hemat ruang, rapi, dan fungsional.

Ruang Keluarga

SE House karya Andani Architectura&Design (sumber : arsitag.com)

Ruang keluarga yang baik harus nyaman untuk setiap penghuni. Letakkan furnitur yang benar-benar diperlukan saja agar sirkulasi ruang tetap nyaman.

SC House karya ArchitectRon (sumber arsitag.com)

Jika memungkinkan, sediakan jarak sekitar 60 cm antara sofa dan jendela.

House at Legenda Wisata karya Sontang M Siregar (sumber : arsitag.com)

Cara lain untuk menyiasati sirkulasi pada ruang yang sempit adalah dengan mengurangi atau memperkecil ukuran furnitur.

Kamar Mandi

Taman Ratu House karya Design Intervention (sumber arsitag.com)

Ukuran kamar mandi yang memang sudah sempit tidak memungkinkan sirkulasi ruang secara fisik. Cerdiklah menyiasatinya dengan memanfaatkan dinding cermin agar kamar mandi terasa luas.

Kamar mandi dengan pintu kaca geser dan cermin wastafel (sumber : freshdesignpedia.com)

Cara cerdik lain menyiasati kamar mandi yang sempit adalah dengan pintu kaca geser yang hemat ruang sekaligus memperluas jarak pandang.

Dapur

Sutorejo House karya Das Quadrat (sumber : arsitag.com)

Sirkulasi dapur sangatlah detail. Banyak pergerakan saat memasak yang harus diperhitungkan besaran ruangnya. Setidaknya harus disediakan jarak 107 cm antara area dapur dengan meja makan di belakangnya.

Bare Minimalist by RAW Architecture (sumber arsitag.com)

Hal penting lain yang harus dipertimbangkan pada perancangan dapur agar sirkulasinya optimal adalah memastikan adanya jarak yang cukup antara meja dapur dengan meja makan. Kedua area ini harus bisa menyatu dengan baik, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.

Ruang Kerja di Rumah

Pojok ruang sebagai ruang kerja (sumber : acupofmai.com)

Jarak minimum antara kursi kerja dan dinding di belakangnya adalah 107 cm. Sirkulasi akan menjadi kurang nyaman dan ada perasaan terkungkung jika jaraknya kurang dari itu.

Selasar

Dede Gustaman’s House at Bandung karya d Sae Architect (sumber arsitag.com)

Aliran ruang satu dengan ruang lainnya sebaiknya bebas dari penghalang. Buatlah sebuah jalur sirkulasi yang ’bebas hambatan’.


Butet House karya Nimara Architects (sumber arsitag.com)

Ruang yang mengalir dengan baik tanpa penghalang akan menciptakan perasaan nyaman tanpa beban dan pikiran positif bagi setiap penghuninya. Pejamkan mata, bayangkan, dan rancanglah bentuk dan perletakan furnitur yang bisa mengalir dalam ruang.

 

Ditulis oleh : Joyce Meilanita (Arsitag)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *